Senin, 06 Desember 2010

Tentang Kesabaran

Tulisan ini masih tentang hubungan saya dan Mama hehe. Wanita satu ini memang inspirasi besar dalam hidup saya. Dan bicara tentang sabar selalu membuat saya ingin bicara tentang Mama.
Ia telah melewati banyak hal dalam hidupnya. Banyak hal yang membuat saya takjub dengan ketegarannya. Hal-hal yang membuat Mama berkata, "Hidup kalian nggak boleh seperti hidup Mama. Kalian nggak boleh terhinakan."
Sungguh, pilihan kata Mama itu sama sekali nggak lebay. Dan karenanya, saya bergetar setiap mengingat harapannya itu. Harapan agar hidup kami tidak seperti hidupnya.
Mama selalu suka menasehati kami bersabar. Dan yang selalu berulang dikatakannya, "Sabar bukanlah menyerah. Sabar adalah tidak berhenti berjuang."
Maka, sebaris kalimat itu, kami tancapkan dalam hati. Bulir-bulir kesabaran kami jaga. Tak boleh dan tak pernah boleh terlepas.
"Jangan pernah bilang, habis sudah kesabaran saya. Jangan," Mama menekankan kata "jangan" begitu dalam.
"Setiap merasa kesabaran hamnpir habis, mintalah lagi kepada Allah," katanya.
Dan perbincangan tentang kesabaran kami tutup dengan sebuah pelukan.
:)

2 komentar:

  1. Betul, Yu! Walaupun dulu saya sering bertengkar dengan ibu saya, sangat terasa bahwa beliaulah yang paling sayang pada kita, setelah Allah dan rasul-Nya.. Batas kesabaran itu adalah kematian. Sepanjang hayat masih di kandung badan, di situlah kesabaran harus ada.

    BalasHapus
  2. Ayuuu..yippie,akhirnya bisa 'jalan-jalan' ke sini, setelah jalan-jalan ke blognya Ikhwan.
    hmm, suka dengan kalimat ini:
    "Setiap merasa kesabaran hamnpir habis, mintalah lagi kepada Allah"
    setujuuuuu..sama halnya ketika tidak punya uang.jangan pernah bilang kalau uangnya habis, tapi bilang saja uangnya sudah terpakai untuk ini dan itu, insyaAllah ada rejeki lagi. karena rejeki itu sudah dipastikan ada oleh Allah. dan ga pernah habis. *nasehat suami aku nih Yu. :) *

    BalasHapus